Pada prinsipnya biaya membangun rumah bisa fleksibel. Yang dimaksud fleksibel.. bisa dengan biaya murah, sedang, atau mahal, bisa disesuaikan dengan kemampuan.
Tetapi, walaupun begitu tetap harus mempertimbangkan kekuatan dan kualitas, sebab rumah merupakan tempat kita berlindung dari panas, hujan, serta gangguan lain baik alam maupun gangguan binatang dan manusia yang berniat kurang baik.
Biaya membangun rumah bisa mahal, apabila kita menggunakan bahan material yang baik dan berkualitas, atau bahan material mewah seperti bahan lantai marmer, granito dan sejenisnya.. yang harga per meter peseginya hingga ratusan ribu rupiah, bahan material untuk sanitasi dari merek terkenal seperti Toto yang harganya jutaan rupiah. Semua itu akan membuat tingginya biaya membangun.
Dari contoh di atas bisa Anda hitung sendiri jika kita menggunakan bahan lantai granito yang harganya sampai 200 ribu rupiah per m2. Padahal kalau kita menggunakan bahan lantai yang sederhana, masih ada keramik lantai yang harganya dibawah 50 ribu rupiah per m2.
Selain bahan-bahan meterial di atas, biaya rumah yang cukup tinggi adalah pada bagian bangunan yang menggunakan kayu seperti kusen, pintu, jendela, rangka plapond, dan rangka atap. Dari bagian ini kita dapat menghemat biaya dengan cara mengurangi penggunaan kayu rangka plapond dengan mengganti dengan menggunakan besi hollow, dan rangka atap dengan menggunakan rangka atap baja ringan. Dengan menggunakan bahan metal lebih hemat dari pada menggunakan kayu. Yang saya maksudkan adalah kayu berkualitas, minimum kayu meranti atau kayu borneo super. Kalau Anda melakukan penghematan dengan mengganti dengan kayu lokal (kayu gunung) yang harganya relatif murah.. memang dalam jangka pendek akan terasa murah, tetapi sebenarnya mahal, sebab kayu lokal sangat rentan dimakan hama kayu sehingga tidak tahan lama. Kayu lokal bisa tahan hama, apabila direndam terlebih dulu dalam kolam selama 6 bulan. Hal tersebut biasa dilakukan pada rumah-rumah di pedesaan. Rumah-rumah pedesaan bahkan rangka atap (kaso) banyak yang menggunakan bambu yang direndam selama beberapa bulan di dalam kolam. Tapi kalau di perkotaan rasanya tidak lazim dilakukan.
Untuk bahan kusen, sebaiknya tetap menggunakan kayu berkualitas, kalau bisa menggunakan kayu kamper samarinda oven. Penghematan kayu untuk daun pintu bisa dengan cara, pintu panel hanya dibuat untuk pintu keluar, sedangkan pitu-pintu di dalam cukup menggunakan pintu triplek dengan rangka kayu kamper medan atau kruwing. Untuk daun jendela tetap gunakan kayu kamper medan oven.
Bahan bangunan lainnya yang dominan digunakan adalah semen. Kita dapat menghemat penggunaan semen pada bagian tertentu saja. Untuk pondasi, sloof, kolom, balok, dan pasangan bata tetap gunakan campuran adukan standard maksimum 1 pc : 6 pasir, untuk beton 1pc : 2 pasir : 3 split. Penghematan panggunaan semen bisa Anda lakukan pada acian, sebab acian cukup memakan bahan semen. Cara menghematan dengan menggunakan acian campuran tepung batu (mill) dengan semen 1pc : 3 mill, cara seperti ini cukup menghemat biaya. Anda jangan kuatir, bangunan yang harus kuat dan jangan coba-coba mengurangi semen pada bagian selain acian.
Tutup atap yang murah tetapi memiliki kekuatan tahan lama adalah genting press bakar, misalnya genting yang sudah terkenal adalah genting Jatiwangi.
Itulah cara menghemat biaya membangun rumah, dengan menyederhanakan penggunaan bahan material tanpa mengurangi kualitas dan kekuatan bangunan. Yang jangan disederhanakan adalah pada bagian struktur seperti pondasi, sloff, tiang kolom dan ring balok beton, serta adukan pasangan bata dan plesteran.