Apakah dalam pelaksanaan
membangun rumah dengan
sistem kerja harian diperlukan Pelaksana Lapang? Sebuah pertanyaan yang menjadi pokok pembicaraan dalam artikel ini, terutama mengenai penting atau tidaknya menugaskan seorang
Pelaksana Lapang dalam pelaksanaan membangun sebuah rumah dengan sistem kerja harian.
Pelaksanaan membangun rumah dengan
cara kerja harian merupakan cara yang paling umum digunakan masyarakat kita ketika membangun rumah. Cara kerja harian merupakan cara pelaksanaan yang memiliki resiko penyimpangan lebih kecil bila dibandingkan dengan cara borong. Penyimpangan yang berdampak kepada biaya dalam sistem kerja harian misalnya penggunaan bahan kurang terkontrol, kinerja para pekerja kurang trukur, sebab pada umumnya dalam melaksanakan pembangunan rumah dengan sistem harian, kebanyakan para pemilik rumah jarang sekali menggunakan seorang Pelaksana Lapang untuk mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya pemilik rumah cukup dengan mempercayakannya kepada seorang tukang yang dianggap senior dengan bayaran yang tidak dibedakan dengan bayaran kepada tukang lainnya.
Dengan hanya mempercayakan begitu saja kepada seorang tukang senior, biasanya tukang senior tersebut sibuk dengan kerjaannya sebagai tukang biasa, dang tidak memperhatikan kinerja para pekerja yang lain. Kurang terkontrolnya kinerja para pekerja bangunan pada
sistem kerja harian akan mengakibatkan pemborosan dan pembengkakan biaya tenaga kerja.
Untuk mengatasi pemborosan dan pembengkakan biaya tenaga kerja pada
sistem kerja harian, maka sangat diperlukan seorang pelaksana lapang yang berpengalaman untuk ditugaskan mengkoordinir pelaksanaan pembangunan rumah dengan sitem harian. Dalam merekrut seorang pelaksana lapang harus yang berpengalaman dan memiliki latar belakang teknik banguan dan mampu mengatur dan mengawasi kinerja para pekerja bangunan.